Tips Menghindari Radiasi Smartphone

July 10, 2016 Add Comment
Smartphone saat ini menjadi barang utama yang harus dipegang setiap waktu. Tidak aneh jika banyak orang selalu menggenggam Smartphone dimanapun dan tampak seperti Tidak mau kehilangan. Sayangnya, berlama -lama menggunakan atau menggenggam smartphone ternyata cukup berbahaya. Bahaya tersebut muncul karena adanya radiasi dari Smartphone pintar tersebut. Seperti yang diketahui, radiasi merupakan sesuatu yang kurang baik bagi manusia.

Radiasi

Nah, apa sajakah tips untuk terhindar dari radiasi itu? Berikut dipaparkan tips agar terhindar dari radiasi smartphone.

1. Tunggu Orang Menjawab 
Jika Anda menelepon seseorang, jangan langsung mendekatkan smartphone ke telinga. Tunggulah sampai Orang yang bersangkutan Menjawab. Ketika ada jawaban, barulah dekatkan ke telinga, hal ini untuk menghindari radiasi yang besar karena smartphone akan mengeluarkan lebih banyak radiasi saat sedang melakukan panggilan dibandingkan ketika berbicara.

2. Kurangi aktivitas Menelepon 
Sebaiknya Anda melakukan kegiatan SMS atau berkirim pesan instant. Pasalnya, aktivitas menelepon yang banyak membuat telinga dan kepala Anda lebih banyak terkena radiasi. Tapi, Anda sebenarnya bisa mengakali hal ini dengan cara menggunakan handset untuk mengobrol.

3. Jangan Gunakan Smartphone pada Malam Hari 
Ketika Anda sedang tidur, radiasi dari Smartphone akan lebih mudah datang ketika tidur, dan perlindungan tubuh cenderung menurun. Karena itu, sangat disarankan Jika Anda mematikan smartphone, atau Jika Anda ingin smartphone Anda tetap dalam keadaan menyala, Maka jauhkanlah perangkat telepon dari tempat tidur Anda.

4. Jauhkanlah smartphone dari kepala Anda 
Selain telinga, radiasi juga bisa mempengaruhi bagian Mata dan otak ketika sering digunakan atau posisinya dekat dengan kepala. Karena itu, Sebaiknya simpan smartphone di tempat yang agak jauh dari kepala namun tetap terawasi.

5. Hindari Menyimpan Smartphone di Saku Anda 
Banyak dari Anda yang memiliki kebiasaan menyimpan smartphone di Saku celana. Ternyata hal ini kurang baik, karena bisa berpengaruh pada kesuburan Anda. Untuk pasangan yang baru menikah, tentu Anda diusahakan untuk tidak menyimpan smartphone di saku celana Anda.

6. Batasi Penggunaan Saat Hamil 
Jika Anda seorang ibu hamil, maka Anda diusahakan mengurangi aktivitas menggunakan smartphone. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa radiasi dari Smartphone dapat merusak janin. Hal ini tentu perlu diperhatikan oleh para ibu terutama ibu Muda yang baru mengalami kehamilan.

7. Belilah Case Anti Radiasi 
Daripada Anda menyimpan di saku celana, Anda bisa mengakali dengan membeli tas atau case anti-radiasi. Case ini juga berguna sebagai pelindung agar smartphone tetap utuh dan tidak mudah terkena debu.

Demikianlah cara mudah menghindari radiasi Smartphone yang bisa Anda coba. 
Semoga informasi ini bermanfaat.


Sumber: Majalah Sinyal edisi 226 / XI 19 Juni - 02 Juli 2015  

Teknologi Jaringan Seluler

July 10, 2016 Add Comment

Apa itu 4G ?

Teknologi komunikasi mengalami perkembangan yang sangat cepat terutama untuk teknologi mobile atau biasa kita sebut sebagai jalur atau jaringan selular.seperti yang telah kita ketahui, Saat ini generasi mobile network telah sampai di generasi empat atau 4G.

Lalu apakah kawan - kawan tahu bagaimana perjalanan teknologi tersebut untuk sampai ke generasi ini ?

Mari kita bahas satu per satu :

1G (Generasi Pertama)

1g

Mungkin kawan -kawan sudah ada yang pernah memakai jaringan ini, dan ada pula yang belum pernah memakainya atau bahkan tidak pernah ada yang tahu. Nah, untuk jaringan 1G pertama kali yang pasti bukan di handphone sekarang ini.

Jaringan 1G pertama kali ditemukan tahun 1980. Ketika AMPS di Amerika bekerjasama dengan TACS dan NMT di Eropa membuat terobosan di teknologi jaringan seluler. Teknologi 1G merupaan standar baru untuk teknologi jaringan seluler.

Generasi pertama masih menggunakan sistem analog. Generasi 1G pertama ini menggunakan tenik komunikasi yang disebut dengan Frequency Division Multi Access (FDMA). Teknik ini memungkinkan untuk membagi - bagi alokasi frekuensi pada suatu sel untuk digunakan oleh masing-masing pelanggan pada sel tersebut. Sehingga, setiap pelanggan saat melakukan pembicaraan memiliki radio dimana satu stasiun radio hanya menggunakan satu frekuensi untuk siarannya.

Kemampuan teknogogi 1G hanya dapat bisa melayani komunikasi suara. Tidak dapat komunikasi data. Jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit. Pengguna spektrum frekuensi boros karena satu pengguna menggunakan satu buah kanal freuensi, dan suara tidak jernih.


2G (Generasi Kedua)

2g

Teknologi generasi kedua muncul karena tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik. Generasi seluler 2G sudah menggunakan teknologi digital. Teknologi ini menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA) dan Code Division Multiple Access (CDMA) dalam teknik komunikasinya.

Pada awal tahun 90-an, untuk pertama kalinya muncul teknologi jaringan selular digital, yang hampir bisa dipastikan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan teknologi jaringan analog (1G) seperti suara lebih jernih, keamanan lebih terjaga, dan kapasitas yang lebih besar. GSM muncul terlebih dahulu di Eropa, sementara Amerika mengandalkan D-AMPS dan Qualcomm CDMA pertama mereka.

Kedua sistem ini (GSM dan CDMA) mewakili generasi kedua 2G dari teknologi jaringan nirkabel.

Generasi kedua ini memiliki fitur CSD sehingga transfer data lebih cepat dengan kecepatan sekitar 14,4 kbps. Pada generasi 2G ini pemilik handphone juga dapat mengirimkan pesan teks melalui handphone sehingga tidak memerlukan pager lagi. Akan tetapi fitur CSD ini membuat tagihan bulanan membengkak karena jika ingin terhubung internet menggunakan dialup yang dihitung permenit.

Generasi kedua 2G selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk SMS (Short Message Service) adalah layanan dua arah untuk mengirim pendek sebanyak 160 karakter, voice mail, call waiting, dan transfer data kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second).

Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanannya yang lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. Suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih karena berbasis digital. Sebelum sinyal dikirim, sinyal suara analog diubah menjadi sinyal digital. Tenaga yang diperlukan untuk sinyal lebih sedikit sehingga dapat menghemat baterai dan handphone pun dapat dipakai lebih lama dan ukuran baterai bisa lebih kecil.

Akan tetapi, teknologi 2G ini kecepatan transfer data masih rendah, tidak efisien untuk trafik rendah, jangkauan jaringan masih terbatas dan dan sangat tergantung oleh adanya BTS (Cell Tower).

2.5G 

GPRS (The General Packet Radio Service) atau generasi 2.5G adalah terobosan baru. Generasi kedua ini lahir pada tahun 1997. GPRS dengan sigap menggantikan CSD yang boros. Dengan GPRS bisa dipastikan bahwa pengguna akan "Always On". Pengguna dapat terhubung internet dimana saja dan kapan saja. Secara teori kecepatan GPRS mampu mencapai 115 kbps, walau kenyataan ini berkata lain. GPRS juga membuat pengguna ini lebih hemat karena menghitung paket datanya dengan per kilobyte, bukan per menit seperti CSD. Fasilitas yang diberikan oleh GPRS antara lain e-mail, MMS, browsing, dan internet.

2.75G 

Antara tahun  2001 sampai 2003, EVDO Rev 0 pada CDMA 2000 dan UMTS pada GSM pertama yang merupakan cikal bakal dari 3G mulai diperkenalan. Tapi ini bukan berarti GPRS telah mati. Justru saat muncul EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution) ini diharapkan akan menjadi pengganti GPRS yang baik karena tidak perlu meng-upgrade hardware secara ekstrim dan tidak terlalu  mengeluarkan banyak biaya. Dengan EDGE pengguna sudah dapat menggunakan dua kali lebih cepat dari GPRS akan tetapi masih saja tetap kurang cepat dari 3G. EDGE (Enhance Data for Global Evolution) teknologi pengembangan dari GSM rata-rata memiliki kecepatan 3 kali dari kecepatan GPRS.

Kecepatan akses EDGE secara teori sekitar 384 kbps. Fasilitas yang disediakan oleh EDGE sama seperti GPRS. Beberapa sumber menyebutkan bahwa EDGE termasuk kedalam 2.75G, sehingga ia adalah peralihan dari 2G ke 3G.


3G (Generasi Ketiga)

3g
UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) adalah perkembangan lebih lanjut dari EDGE. UMTS sering disebut generasi ketiga (3G). Selain menyediakan fasilitas akses internet (e-mail, MMS, dan browsing) memiliki kecepatan transfer data cepat (144kpbs - 2 Mbps) sehingga dapat melayani layanan data broadband seperti internet, video on demand, music on demand, games on demand, dan on demand lainnya yang memungkin kan kita dapat memilih program musik, video, atau games semudah memilih channel TV.

Kecepatan tinggi itu juga mampu melayani video conference dan video streaming lainnya. ITU (International Telecommunication Union) mendefinisikan 3G sebagai Third Generation.

Sebagai teknologi 3G dapat menunjukkan kinerja sebagai berikut :
  1. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144kbps pada kecepatan user 100 km/jam.
  2. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384kbps pada kecepatan berjalan kaki.
  3. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user yang diam

Kualitas suara yang lebih bagus, keamanan lebih terjamin, kecepatan data mencapai 2 Mbps untuk lokal/indor/slow moving access dan 384 kbps untuk wide area access, support untuk beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh pengguna dapat terhubung ke internet bersamaan dengan melakukan call (telepon) ke tujuan berbeda,

Infrastruktur bersama dapat men-support banyak operator di lokasi yang sama. Interkoneksi ke other mobile dan fixed users, rooming nasional dan internasional, bisa menangani paket dan circuit-swiched service termasuk internet (IP) dan video conference, juga high data rate communication service dan asymmetric data transmission, efiensi spektrum yang bagus, sehingga sehingga dapat digunakan secara maksimum dengan bandwidth yang terbatas. Support untuk multi call layer, co-existence, dan interconnection dengan satelit based service. Mekanisme billing tergantung volume data, kualitas layanan dan waktu.

Kelemahan Teknologi 3G memerlukan kontrol daya "ideal" dan belum mencukupinya kecepatan mentransfer data  dalam melayani multimedia yang memerlukan kecepatan yang mempuni.

3.5G

HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) merupakan perkembangan akses data selanjutnya dari 3G. HSDPA sering disebut dengan generasi 3.5G karena HSDPA masih berjalan pada platform 3G. Secara teori kecepatan akses sama seperti kecepatan 480 kbps, tetapi pastinya HSDPA lebih cepat .

Setelah beberapa tahun, CDMA 2000 meng-upgrade teknologi jaringan EVDO mereka menjadi EVDO rev A. Teknologi ini memiliki kecepatan 10 kali  lebih cepat dari EVDO rev 0. Juga UMTS yang meng-upgrade teknologi mereka ke HSDPA dan HSUPA. Inilah yang dinamakan dengan 3.5G.


4G (Generasi Keempat)

4g

Teknologi selular 4G berasal dari istilah bahasa inggris, Fourth Generation Technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu pada pengembangan teknologi telepon selular. 4G merupakan pengembangan teknologi dari 3G.

Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah "3G and beyond". 4G yang digadang-gadangkan 500 kali lebih cepat dari pada CDMA 2000 dapat memberikan kecepatan hingga 1 Gbps jika kawan -kawan berada di rumah atau 100 Mbps ketika berpergian . Dapat dibayangkan betapa cepatnya akses data yang kita dapatkan dan dapat dipastikan teknologi komunikasi generasi keempat ini semakin memperkecil dunia.

Selain itu, ini adalah salah satu solusi yang paling efektif untuk jaringan internet di pedesaan karena lebih baik menanam 1 menara 4G untuk ber mil-mil jauhnya dari pada dengan menyelimuti sawah sawah dengan kabel fiber optik.

Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang memperehensif dimana suara data dan arus multimedia dapat smapai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Belum ada definisi forman untuk 4G.

Bagaimanapun terdapat beberapa pendapat yang ditunjukan untuk 4G yakni :
  1. 4G merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh.
  2. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan  harga terjangkau.
  3. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IPv6 dilengapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telepon yang berbasis Session Initiatoin Protocol (SIP).      
Sumber : Majalah Pulsa edisi 327 Th I / 2016 / 02 - 10 Januari 2016

Mengenal Jenis Baterai Smartphone

July 10, 2016 Add Comment
 Kebutuhan baterai untuk kebutuhan teknologi nirkabel dan portable semakin meningkat. Teknologi baterai kini pun semakin berkembang, dari baterai yang dulunya menggunakan baterai kering yang tidak bisa diisi ulang daya, kini teknologi rechargeable baterai semakin memudahkan dan memurahkan biaya untuk peralatan nirkabel, elektronik, termasuk ponsel. Saat ini, telepon seluler kebanyakan memakai baterai Li-Po.

Tapi, tahukan teman - teman bahwa dulu ponsel mamakai baterai NiCd atau NiMh. Namun, karena teknologi sudah semakin maju, ponsel kini memakai baterai yang lebih modern dan efisien. Tahukah perbedaan antara baterai Li-Po, Li-Ion, NiCd, dan NimH ?

Mari kita lihat perbedaannya.


1. NiCd (Nickle Cadmium)

nicd
NiCD Baterai
Baterai NiCd merupakan singkatan dari Nickel Cardinium Battery dan memiliki kapasitas yang paling besar dan merupakan baterai rechargeable yang paling tua. Dahulu, ponsel - ponsel menggunakan baterai jenis ini dan sekarang mulai tergusur karena baterai NiCd berat dan bentuk fisiknya besar. Perawatan dari baterai ini juga cukup merepotkan karena kita diharuskan untuk men-charge atau mengisi ulang baterai ini dalam keadaan yang benar - benar kosong.

Baterai NiCd juga memiliki memori effect permanen sehingga jika baterai jenis ini tidak di-charge dengan cara yang benar, lama - kelamaan akan menurunkan kapasitas dari baterai ini dan akhirnya akan mati total.

Kelebihan baterai generasi pertama ini mempunyai kemampuan dalam menangani beban tinggi. Selain itu, baterai NiCd 5 kali lebih cepat di-charge dibandingkan dengan baterai NiMh atau 20 kali lebih cepat daripada baterai Lithium. Hanya saja, baterai NiCd ini mempunyai kapasitas simpan yang rendah. Ratio daya/berat yang lebih rendah dan efek memory. Selain itu, baterai NiCd yang telah di-charge dapat kosong dengan sendirinya (self discharging) walaupun tidak dipakai, Sekitar 22% energinya hilang dalam 24 jam.

2. NiMH (Nickel Metal Hydride)

nimh
NiMH Baterai
Generasi selanjutnya dari baterai rechargable adalah baterai jenis NiMH (Nickle Metal Hydride). Baterai jenis ini merupakan generasi yang lebih ramah lingkungan serta memiliki fisik yang lebih ringan dan kecil dibandingkan dengan baterai NiCd. Meskipun terbilang ramah lingkungan, tetap saja kita tidak diperbolehkan membuang baterai ini sembarangan karena ada proses khusus untuk mendaur ulang baterai ini. Untuk pengisian daya dari baterai ini hampir sama dengan baterai NiCd, yakni sebaiknya melakukan pengisian ulang disaat baterai benar - benar dalam keadaan kosong.

Baterai NiMh dapat menyimpan energi 2x lebih banyak dibandingkan dengan baterai NiCd. Self discharging baterai NiMH ini lebih kecil dibandingkan baterai NiCd, tergantung dari tipenya, sekitar 16% energi akan hilang dalam 24 jam. Bahkan, dapat diisi ulang ketika baterai benar - benar dalam keadaan kosong. Namun, efek yang mungkin ditimbulkan, baterai ini akan cepat habis dan akan kembali memiliki performa seperti semula saat kita telah mengabiskan baterai dan mengisinya kembali. Sampai saat ini, baterai jenis NiMH masih sering ditemukan di pasaran, terutama untuk ponsel - ponsel yang menengah ke bawah.

3. Li-Ion (Lithium Ion)

liion
Li-Ion Baterai
Dibandingkan dengan 2 generasi sebelumnya, tipe baterai Li-Ion tidak lagi memiliki memory effect. Jadi, kita bisa mengisi ulang tanpa menunggu baterai sampai habis. Namun, Li-Ion memiliki "life cycle" yang lebih pendek. Bahkan, apabila di-charge secara berlebihan, baterai Li-Ion akan menurun kemampuannya dibandingkan dengan NiCd ataupun NiMH.

Li-Ion (Lithium Ion) adalah jenis baterai ponsel yang banyak digunakan oleh smartphone keluaran terbaru saat ini. Pertanyaannya adalah : kenapa banyak yang menggunakan baterai jenis ini, dan meninggalkan jenis baterai sebelumnya ?

Dalam tren teknologi ponsel, perkembangan selalu menuju ke perangkat yang lebih kecil, lebih tipis, dan lebih ringan. Karena itu, hal inilah yang membuat mereka berpindah ke baterai jenis Li-Ion. Baterai Li-Ion menjawab kebutuhan tren tersebut, karena baterai ini mampu menyimpan energi lebih banyak dengan ukuran yang lebih kecil dan ringan.

Untuk perbandingan lebih detail, Li-Ion mempunyai daya simpan yang besar, mampu menyimpan 150 watt-hours di dalam 1 kilogram baterai. Sementara NiMH hanya mampu menyimpan 60 - 70 watt-hours/kilogram.

Karena perbedaan yang cukup signifikan ini, banyak vendor ponsel lebih memilih Li-Ion. Selain itu, baterai tipe ini tidak memiliki 'memory effect', yang mana bearti proses charging hanya menambah penyimpanan energi. Pada baterai jenis sebelumnya, proses charging sebenarnya melakukan 2 tahap, discharge completely, mengosongkan semua isi dari baterai terlebih dahulu, lalu re-charging. Hal ini bearti proses charging Li-Ion membutuhkan waktu yang lebih sedikit daripada NiMH atau jenis baterai sebelumnya.

Selain kelebihan yang disebutkan diatas, Li-Ion juga memiliki kekurangan. Namun, dengan catatan kekurangan ini bukan muncul apabila dibandingkan dengan jenis - jenis baterai sebelumnya. Kemampuan baterai ini akan menurun setelah meninggalkan atau masanya diperkirakan sekitar 3 tahun dari tanggal pembuatan, meskipun baterai tersebut tidak digunakan.

Semua jenis baterai yang rechargeable mengalami penurunan dalam hal kapasitas penyimpanan energi, yang mana hal ini berpengaruh pada berapa lama masa pemakaian baterai tersebut. Istilah teknisnya Self-Discharge. Pada jenis baterai Li-Ion besarnya Self-Discharge sekitar 5% perbulan, sedangkan pada NiMH 20% per bulan. Dari hal ini, bisa diketahui bahwa Li-Ion memiliki masa pemakaian lebih lama.

4. Li-Po (Lithium Polymer)

lipo
LiPo Baterai
Generasi terbaru dari baterai sel sekunder adalah beterai jenis Polimer Ion baterai-Lithium, Lithium Ion Polimer, atau lebih umum dikenal dengan nama Lithium Polymer (disingkat Li-Poli, Li-Pol, LiPo, LIP, PLI, atau LiP). Biasanya baterai ini terdiri dari beberapa sel sekunder yang identik di samping pararel untuk meningkatkan kemampuan pengisian baterai saat ini.

Tipe ini telah berevolusi dari teknologi baterai Lithium-Ion. Perbedaan utama adalah bahwa Lithium - salt elektrolit, tidak ditempatkan dalam organic solvent, tetapi dalam polimer padat komposit, misalnya polietilen oxide atau polyacrylonitrile. Lithium-Ion baterai Polimer mulai muncul dalam peralatan elektronic konsumen sekitar tahun 1996.

Selain ramah lingkungan, keunggulannya diatas beterai Li-Ion, untuk perawatan baterai LiPo tak jauh berbeda dengan baterai Li-Ion. Namun, penanganannya harus ekstra hati - hati mengingat sifantnya yang cukup 'Liquid' dengan tekanan cukup keras bisa menyebabkan bentuk baterai berubah.

Kelemahan Li-Po justru mengharuskan kita mengisi ulang baterai sebelum ponsel mati dengan sendirinya. Atau sebisa mungkin, ketika ponsel memberikan peringatan baterai lemah. Jika tidak, ponsel akan susah untuk diaktifkan, karena baterai ponsel belum pulih sepenuhnya.

Semoga bermanfaat.

Sumber: Majalah Pulsa edisi 325 Th XII/2015/09 - 22 Desember 2015

7 Tips agar Baterai Ponsel Tidak Cepat Rusak

July 10, 2016 Add Comment
battery-charging


Fakta bahwa baterai adalah elemen inti dari smartphone tak bisa dielak. Tanpa baterai yang kokoh, smartphone tak bakal bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk itu, pengguna harus tepat dalam merawat baterainya agar lebih tahan lama.

Selama ini, beberapa tips yang sering dikemukakan untuk memberi umur panjang pada baterai terhitung menyulitkan. Misalnya, harus mematikan fitur-fitur tertentu, tak mengunduh aplikasi-aplikasi tertentu, dan hal-hal lainnya yang bisa mengkerdilkan fungsi smartphone.

Nah, berikut ada tujuh tips jitu dan sederhana bagi pengguna smartphone untuk memanjangkan umur baterainya.

1. Isi daya beberapa kali dalam beberapa tahapan.

Seperti dalam kehidupan nyata, lebih baik berlari sprint dalam beberapa sesi daripada lari marathon dalam satu sesi.

Untuk menjaga sel baterai agar tak "muak" dengan pengisian, sebaiknya pengisian dilakukan dalam beberapa tahapan. Misalnya dari 30 persen sampai 60 persen atau dari 45 persen ke 79 persen.

2. Hindari baterai benar-benar kosong.

Kondisi ekstrim berbahaya bagi kesehatan baterai smartphone. Mengisi daya penuh dalam waktu lama tak baik. Namun, membiarkan baterai benar-benar kosong lebih tak baik lagi. Jika sering seperti ini, maka ketahanan baterai akan perlahan menurun.

3. Ingat! kondisi baterai paling baik saat 40 persen.

Pada presentase tersebut kondisi baterai seimbang. Tak terlalu penuh, tak juga kosong. Pada situasi ini, jangan menekan sel baterai dengan pengisian daya. Lebih baik smartphone digunakan hingga persentase baterai menurun pelan-pelan. Setelahnya, sebelum menuju kosong, barulah isi daya.

4. Jangan taruh baterai di tempat panas.

Baterai bakal kehilangan 80 persen ketahanannya jika pengguna menempatkannya pada temperatur 60 derajat selama setahun. Pada suhu normal (25 derajat), ketahanan baterai tiap tahunnya juga bakal berkurang secara alamiah sebanyak 20 persen.

5. Jangan pula tempatkan baterai di tempat dingin.

Jika ingin menyimpan baterai, pastikan tak di tempat dengan suhu dingin, seperti kulkas. Dampak negatifnya akan sama dengan kemungkinan jika baterai disematkan pada tempat bersuhu panas.

6. Jangan biarkan baterai kosong dalam waktu lama.

Jika baterai benar-benar dalam keadaan kosong, sel baterai akan "tidur". Jika tak cepat-cepat "dibangunkan", kemungkinan terburuknya sel tersebut bakal kehilangan kemampuan untuk menyerap daya dari alat pengisian. Maka, saat kapasitas baterai menunjukkan 40 persen, pengguna sudah harus siap-siap melakukan pengisian ulang.

7. Jangan pernah berharap baterai bisa hidup selamanya.

Manusia saja hidup hanya sementara, apalagi baterai smartphone. Faktanya, setiap tahun ketahanan baterai bakal semakin menurun. Walau pengguna telah merawat baterai dengan benar, setiap baterai punya umur.

Untuk itu, jangan sedih. Bersedialah membeli baterai baru demi kesehatan smartphone. Tips yang telah dipaparkan hanya mampu memanjangkan umur baterai, bukan membuatnya abadi.

Sekian beberapa kiat sederhana supaya pengguna smartphone tak kehabisan duit gonta-ganti baterai. Selamat mencoba!

Sumber: Kompas.com

10 Hal Keliru Seputar "Charge" Baterai Smartphone

July 10, 2016 Add Comment
Battery


Baterai mungkin adalah salah satu komponen yang paling sering ditanyakan dari sebuah ponsel. "Bagaimana cara mengisi yang benar?" atau "Haruskah saya mengisi baterainya sepanjang malam?" adalah dua contoh pertanyaan yang sering diajukan.

Sayangnya, informasi soal baterai cenderung simpang siur dan tak jarang saling bertentangan sehingga menimbulkan mitos keliru. Pengguna pun bisa dibuat bingung.

Apa saja mitos keliru yang sering diutarakan soal baterai ponsel? Berikut ini daftar sepuluh di antaranya,

1. Baterai punya "ingatan"

Anda mungkin pernah mendengar saran agar secara rutin mengosongkan seluruh kapasitas baterai kemudian mengisinya penuh-penuh agar "ingat" dengan kapasitas aslinya. Ada pula anjuran untuk tak mengisi baterai sebelum kosong.

Mitos ini sebenarnya salah karena siklus pengisian seperti itu tak mempengaruhi kinerja baterai. Sering-sering mengisi baterai sebelum benar-benar habis pun tak akan merusaknya. Efek ingatan alias "memory effect" memang pernah berlaku untuk baterai Ni-cad lama, tapi baterai Lithium Ion modern tak terdampak.

2. Baterai harus diisi dengan charger bawaan

Beberapa charger berkualitas buruk bisa berbahaya buat ponsel. Namun bukan berarti Anda harus selalu memakai charger bawaan ponsel untuk mengisi baterainya.

Charger USB manapun bisa dipakai untuk mengisi baterai ponsel, tapi kinerjanya akan berbeda-beda. Charger yang mampu menyalurkan arus 2 ampere, misalnya, bakal mengisi baterai lebih cepat dibandingkan charger 1 ampere.

Ada juga beberapa kemampuan khusus seperti fast charging yang hanya bisa digunakan apabila ponsel diisi dengan charger bawaan.

3. Baterai ponsel akan rusak apabila diisi semalaman

Menancapkan ponsel ke charger sebelum tidur adalah kebiasaan yang lazim dilakukan banyak orang, mungkin juga termasuk kamu. Nah, apakah hal ini bisa mengakibatkan "overload" atau merusak baterai?

Jawabannya adalah tidak. Ponsel masa kini sudah cukup "pintar" untuk memutus arus listik secara otomatis ketika baterai sudah terisi penuh, walaupun ia masih tersambung ke charger.

4. Jangan pakai ponsel saat di-charge

Menggunakan ponsel saat sedang tersambung ke charger tidak akan berpengaruh buruk pada baterai. Entah digunakan atau tidak, baterai ponsel akan terisi seperti yang seharusnya.

Lagipula, ponsel kerapkali mengaktifkan dirinya sendiri ketika sedang di-charge, misalnya untuk mengunduh update software lewat Wi-Fi ataui sinkronisasi data. Jadi, jangan takut untuk memakai ponsel saat sedang diisi baterainya.

5. Mematikan ponsel bisa merusak baterai

Baterai di ponsel tidak akan rusak apabila perangkat dimatikan. Memang, kapasitas baterai sedikit demi sedikit akan berkurang ketika perangkat dimatikan dan disimpan dalam waktu lama, tapi hal ini normal terjadi dan tak perlu dicemaskan.

Anda pun bisa mematikan dan melepas baterai (apabila memungkinkan) tanpa perlu khawatir. Tak ada salahnya pula mematikan ponsel beberapa saat untuk "mengistirahatkan" perangkat. Proses reboot yang dilakukan setelahnya bahkan bisa menyelesaikan beberapa masalah terkait fungsi baterai.

6. Baterai ponsel harus diisi penuh sebelum digunakan

Banyak orang mengisi baterai ponsel hingga mencapai 100 persen sebelum mulai menggunakannya. Ini keliru karena tak ada keuntungan apapun yang bisa diperoleh dari hal tersebut.

Bahkan, baterai ponsel sebenarnya bekerja optimal ketika kapasitasnya berada di angka 40 persen hingga 80 persen.  Baterai kebanyakan ponsel juga diisi setengah penuh dari pabrik sehingga kamu bisa langsung menggunakannya begitu dikeluarkan dari kemasan.

7. Menaruh baterai di freezer/menjemur bisa memperpanjang umurnya

Mitos yang satu ini berasal dari masa lalu dan sama sekali tidak benar, apalagi bagi baterai Lithium-Ion modern yang justru bisa mengalami kerusakan akibat panas atau dingin berlebih.

8. Berselancar di internet adalah kegiatan paling menguras baterai

Kegiatan yang paling menyita kinerja adalah bermain game 3D yang rakus sumberdaya. Karena itu, bermain game juga merupakan kegiatan yang paling menguras baterai.

Berselancar di internet pun bisa cukup berdampak pada kapasitas baterai, tergantung jenis konten yang diakses. Online gaming dan video YouTube, misalnya, akan lebih cepat mengurangi daya tahan baterai ketimbang browsing konten berbasis teks.

9. Mematikan Wi-Fi, Bluetooth, dan GPS akan memperpanjang umur baterai

Ketiga fungsi ini hanya akan memakai listrik ketika dijalankan, misalnya GPS yang akan aktif ketika pengguna menjalankan aplikasi pemetaan. Menyalakan Bluetooh, GPS, dan Wi-Fi pun tak akan terlalu berpengaruh pada kapasitas baterai secara keseluruhan.

Masih ingin menghemat baterai? Anda bisa mengurangi tingkat kecerahan layar karena komponen ini adalah yang paling menguras daya baterai pada ponsel.

10. Task manager membantu baterai bertahan lebih lama

Aplikasi task manager pihak ketiga sebenarnya tak membantu memperpanjang masa hidup baterai lebih lama dibanding task manager bawaan, meskipun menawarkan kemampuan untuk memasukkan proses tertentu ke dalam whitelist atau blacklist.

Task manager bisa berguna untuk mengendalikan aplikasi yang berjalan, tapi jangan berasumsi bahwa ia akan turut memperpanjang umur baterai.

Sumber: Kompas.com